Medi Forum
Serambi
Laporan Utama
Laporan Khusus
Medi Wacana
Medi Ekspose
Medi Pustaka
Aneka
Foraksi
MAHASISWA DAN KERJA: SEBUAH PILIHAN

Akhir-akhir ini banyak sekali kita temui fenomena kerja sambilan di kalangan mahasiswa. Hal ini tidak dapat disangkal, terutama bila dihubungkan dengan krisis ekonomi yang melanda negara kita dewasa ini. Ternyata dampaknya sangat dirasakan di seputar kehidupan mahasiswa; apalagi para mahasiswa yang datang  dari luar daerah Yogyakarta, yang menggantungkan kebutuhan finansialnya pada jumlah kiriman orang tua mereka. Itu pun kalau kirimannya tepat waktu dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan; seperti bayar kos, makan, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang sangat beraneka ragam. Karena jauh dari orang tua, kadang-kadang mereka kekurangan dana untuk mencukupi kebutuhan mereka itu. Dan, solusinya adalah bekerja sambilan.  

Tetapi, berbicara masalah kerja sambilan, ternyata ada  berbagai hal yang menyebabkan  seorang mahasiswa melakukan kerja sambilan. Seperti penuturan Budi, seorang mahasiswa Kedokteran yang bekerja part time di salah satu persewaan buku, “Saya kerja di sini just fun saja, kok. Karena saya memang hobi baca, jadi  kan dengan kerja di sini Saya selain dapat uang juga bisa baca buku gratis.” Fenomena di atas hanya merupakan sebagian kecil dari realitas di sekitar kita. Sebab-sebab yang lain, pertama, karena mereka benar-benar butuh uang untuk membantu meringankan beban orang tua. Sebab kedua, mereka hanya mengisi waktu luang saja sambil menambah-tambah uang saku. Lalu, sebab yang ketiga adalah just fun.
Lapangan kerja yang biasanya dijadikan pilihan mahasiswa pada umumnya masih tergolong ringan; seperti menjadi tentor di sebuah lembaga pendidikan, penyiar radio, penjaga wartel, penjaga toko,  bahkan ada juga yang ngamen. Tetapi, tidak sedikit yang sudah merambah ke dunia bisnis. Seperti misalnya melakukan patungan dengan beberapa temannya mendirikan warnet,  persewaan buku,  rental komputer, atau photo copy.

Ada semacam dilema di kalangan mahasiswa yang juga nyambi kerja. Di satu sisi mereka  dapat mempunyai uang lebih untuk berbagai keperluan. Tetapi, di sisi lain mereka juga harus lebih cerdas memanage waktu  antara kuliah dan kerja sehingga kuliah tidak collapse di tengah jalan. Hal ini juga yang menjadi kekhawatiran para orang tua bila anaknya kuliah sambil bekerja. Mereka khawatir dengan kerja tersebut sang anak jadi kurang konsen ke  kuliah. Sehingga, niat awal kerja yang hanya untuk membantu meringankan beban  oang tua justru malah menambah beban orang tua. Bagaimana tidak, kalau tidak konsen kuliah otomatis mereka tidak bisa lulus cepat, akibatnya, akan memakan biaya yang lebih banyak.
Akan tetapi, semua itu dikembalikan lagi ke niat awal. Tujuan mereka kuliah untuk bekerja atau bekerja untuk kuliah. Dua kalimat ini sangat bertolak belakang dan punya makna ambivalensi. Kalau tujuan mereka kuliah untuk bekerja, begitu dapat kerja mereka dapat dengan mudah melepaskan kuliah. Lain halnya kalau mereka kerja itu untuk kuliah atau untuk cari ilmu. Mereka akan kerja sekeras apapun untuk dapat tetap kuliah. Jadi , mereka tetap konsekuen dengan kewajiban mereka sebagai mahasiswa.
By the way,  nggak ada salahnya, kok, kita  kuliah sambil kerja. Asal, kita pandai-pandai atur waktu, dan bisa memprioritaskan hal-hal yang lebih urgent, mengapa tidak?.[](Enis)

Baca juga : Menangkap Kerja Melalui Surfing

Designed and Developed by Medikopma Web Design
All rights reserved © 2001